Pemuaian
adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat
umumnya akan memuai jika dipanaskan.
Pemuaian zat
padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang berbeda. Pemuaian dapat
digambarkan sebagai berikut, jika sekelompok orang berdiri dan tidak bergerak
mereka dapat berdiri berdekatan, sehingga tidak membutuhkan ruang yang besar,
tetapi jika orang-orang tersebut mulai bergerak, maka akan dibutuhkan ruang
yang lebih besar.
Hal ini terjadi
jika suatu zat dipanaskan. Partikel-partikel zat bergerak lebih cepat, sehingga
membutuhkan ruang yang lebih besar. Ruang yang ditempati partikel-partikel
pembentuk zat bergantung pada suhunya.
Rumus :
Muai panjang : Lt = L0 (1+α ∆ T)
Muai luas : At = A0 (1+β∆T)
Muai volume : Vt = V0 (1+ɣ ∆ T)
- Pemuaian Zat Padat
A. Muai
Panjang
Pemuaian zat
terjadi ke segala arah, sehingga panjang, luas, dan ukuran volume zat akan
bertambah. Untuk zat padat yang bentuknya memanjang dan berdiameter kecil,
sehingga panjang benda jauh lebih besar daripada diameter benda seperti kawat,
pertambahan luas dan volume akibat pemuaian dapat diabaikan. Dengan demikian,
hanya pertambahan ukuran panjang yang diperhatikan. Pemuaian yang hanya
berpengaruh secara nyata pada pertambahan panjang zat disebut muai panjang.
Salah satu alat yang digunakan untuk menyelidiki muai panjang zat padat adalah
Musschenbroek.Alat ini mengukur muai panjang zat berbentuk batang. Salah satu
ujung batang ditempatkan pada posisi tetap, sehingga ujung yang lain dapat
bergerak bebas, ujung yang bebas akan mendorong sebuah jarum yang menunjuk ke
skala saat memuai. Besar pemuaian dapat dilihat dari skala yag ditunjuk jarum.
Makin besar pemuaian, maka makin besar perputaran jarum pada skala.
Pertambahan
panjang suatu zat secara fisis :
1.
Berbanding lurus dengan panjang mula-mula
2.
Berbanding lurus dengan perubahan suhu
3.
Bergantung dari jenis zat
Pemuaian
yang terjadi pada zat padat dapat berupa muai panjang, muai luas, atau muai volume.
Pemuaian juga bergantung dari jenis bahannya (zat). Koefisien muai panjang
aluminium jauh lebih besar daripada tembaga maupun besi sehingga pertambahan
panjang yang terbesar terjadi pada aluminium (Al), tembaga (Cu), kemudian besi
(Fe).
Berdasarkan pengamatan, pada
pemuaian benda dapat berlaku persamaan sebagai berikut.
l2 = l1 {1
+ α(T2 – T1)}
ket.
l1 = panjang benda padat pada suhu T1
0C (m atau cm)
l2 = panjang benda pada suhu T2
0C ( m atau cm)
α = koefisien muai panjang /0C
T1 = suhu sebelu dipanaskan (0C)
T2 = suhu setelah dipanaskan (0C)
Contoh soal
Pada suhu 250C sebatang kuningan
dengan panjang 1 m, koefisien muai panjangnya 0,000019/0C. Hitungan
panjang kuningan pada suhu 1000C.
Penyelesaian.
Dik.
L1 =
1m = 100 cm
T1 =
250C
α =
0,000019/C0
T2 =
1000C
Ditanya : L2
Jawab.
L2
= 100{1 + 0,000019 (100-25)}
= 100{1 + 0,000019 x 75}
= 100(1 +
0,001425)
= (100 x 1) + (100 x 0,001425)
= 100 + 0,1425
= 100,1425 cm
B. Muai Luas
Pada logam
yang berbentuk lempengan tipis (berupa segiempat, segitiga, atau lingkaran),
ukuran volume dapat diabaikan. Ketika lempengan tersebut mendapat pemanasan,
maka dapat diamati hanya pemuaian luasnya saja. Dengan kata lain, zat padat
tersebut mengalami muai luas.
Muai luas
dapat diamati pada kaca jendela, pada saat suhu udara panas, dan suhu kaca
menjadi naik sehingga terjadi pemuaian, maka kaca memuai lebih besar daripada
pemuaian bingkainya, akibatnya kaca terlihat terpasang sangat rapat pada
bingkai. Benda yang mengalami muai luas akan menjadi lebih besar daripada
semula.
Pemuaian
yang terjadi pada sebuah benda padat jika ketebalannya jauh lebih kecil
dibandingkan panjang dan lebarnya, maka yang terjadi adalah muai luas.
Pertambahan
luas suatu zat bila dipanaskan akan:
1.
Berbanding lurus dengan luas mula-mula
2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu
3.
Bergantung dari jenis zat
Pemuaian luas dirumuskan sebagai berikut.
At = A0 (1 + β∆T)
At = A0 {1 + β(T2 – T1)}
Ket.
At = luas benda pada T2
(m2)
A0 = luas benda pada T1
awal (m2)
β = koefisien muai luas = 2α
contoh soal
sebuah pelat tipis
berukuran 50 cm x 100 cm. Pelat tersebut
terbuat dari baja (angka muai panjang 10-5/C0) pada suhu
300C. Apabila pelat tersebut dipanaskan sapai suhu 70oC,
berapakah luas pelat sekarang.
Penyelesaian :
Dik.
A0 = p x l = 50 cm x 100 cm =
5.000 cm2
T1 = 300C
T2 = 700C
β = 2α = 2 x 10-5/0C
ditanya : At
jawab :
At = A0 {1 + β(T2
– T1)
At = 5.000 {1+2 x 10-5(70 –
30)
At = 5.000 {1+ (80 x 10-5)
At = 5.000 + 4 = 5.004 cm2
Jadi, luas pelat sekarang adalah 5.004 cm2
C. Muai
Volume
Jika benda
yang kita panaskan berbentuk balok, kubus, atau berbentuk benda pejal lainnya,
muai volumlah yang harus kita perhatikan (paling dominan).
Pertambahan
volume suatu zat yang dipanaskan, secara fisis:
1.
Berbanding lurus dengan volume mula-mula zat
2.
Berbanding lurus dengan perubahan suhu zat
3. Bergantung
dari jenis bahan
Angka yang menyatakan
pertambahan panjang tiap satu satuan panjang zat itu apabila suhu naik dari 00C
disebut koefisien muai panjang.Adapun angka yang menyatakan perubahan volume
bila suhunya dinaikan dari 00C
sampai 10C disebut koefisien
muai volume.
Koefisien muai panjang
dinyatakan dengan lambang α (alfa).Adapun koefisien muai volume di nyatakan
dengan lambang ɣ (gama).Pada pemuaian zat padat,koefisien muai volume adalah 3
kali koefisien muai panjang.Jadi, ɣ = 3 x α
Ket.
V2 = volume pada suhu T20C
(m3 atau cm3)
V1 = volume pada suhu T10C
(m3 atau cm3)
ɣ = koefisien muai ruang (/C0)
T1 = suhu awal (0C)
T2 = suhu akhir (0C)
Contoh soal :
Raksa pada suhu 00C volumenya 100 cm3
dipanaskan sampai 500C.
Jika koefisien muai volume 0,000182/C0 , hitunglah volume raksa
sekarang.
Penyelesaian :
Dik.
V1 = 100 cm3
T1 = 500C
T2 = 00C
ɣ = 0,000182/C0
ditanyakan : V2 = ... ?
jawab
V2 = V1 {1 + ɣ(T2
– T1)}
= 100
(1 + 0,000182 x 50)
= (100
x 1) + (100 x 0,0091)
= 100
+ 0,91
= 100,91
cm3
- Pemuaian Zat Cair
Pada zat
cair hanya dikenal ukuran volume, karena itu pada zat cair hanya dikenal muai
volume.
Makin tinggi
kenaikan suhu, makin besar penambahan volume zat cair. Pemuaian zat cair yang
satu dengan yang lain umumnya berbeda, meskipun volume zat cair mula-mula sama.
Untuk seluruh zat cair pemuaian makin besar jika kenaikan suhu bertambah besar.
Pemuaian zat
cair dapat dimanfaatkan dalam penggunaan termometer zat cair, biasanya zat cair
yang digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau turunnya zat cair
dalam pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang digunakan untuk
mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler dan berhenti pada
posisi tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang terukur dinyatakan
oleh skala yang berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa kapiler tersebut.
Pemuaian
yang terjadi pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar dari bejana
merupakan indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat padat dan zat
cair. Air yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair yang lebih
besar dari muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
Prinsip
kerja termometer zat cair menggunakan prinsip dasar pemuaian zat cair. Naiknya
permukaan raksa mengindikasikan adanya pemuaian, semakin besar panas yang
diterima semakin besar pula tingkat kenaikan raksa.
Selain
termometer zat cair terdapat termometer lain yaitu termometer digital.
Keuntungan dari termometer digital adalah hasil pengukuran lebih akurat dan
langsung dapat dilihat, tetapi termometer digital memiliki kekurangan yaitu
memerlukan baterai sebagai sumber energi.
Anomali Air
Hampir semua
zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Tetapi, air
memiliki sedikit pengecualian. Jika suhu diturunkan, memang volume air akan
makin kecil seperli lainnya. Namun pada suatu ketika volume air justru membesar
meskipun suhunya tetap diturunkan. Jadi ada suhu dimana air memiliki volume
paling kecil. Jika pada suhu tersebut air dipanaskan, volumenya akan
bertambah besar, jika pada suhu tersebut air didinginkan, volumenya akan
membesar.
Sifat air
yang demikian disebut anomali air. Pada tekanan 1 atm, volume terkecil yang
dimiliki air pada suhu 4°C . Dengan demikian, volume es lebih besar daripada
volume air pada suhu 4°C . Karena volumenya paling kecil maka, massa jenis yang
terbesar terjadi saat suhu 4°C.
Ketika danau
di daerah yang bersuhu dingin membeku, es yang terbentuk akan mengapung di atas
permukaan air. Hal ini terjadi karena massa jenis es lebih kecil daripada air
yang bersuhu 1°C sampai 4°C. Itulah sebabnya permukaan danau sudah menjadi es,
namun di dasarnya masih menjadi air. Begitu juga bila kita membuat es batu
dengan menggunakan pendingin (refrigerator) , volume air sebelum menjadi es akan
jauh lebih kecil dibandingkan setelah seluruh air telah berubah menjadi es.
-Pemuaian Gas
Gas
mengalami pemuaian ketika suhunya bertambah dan mengalami penyusutan jika
suhunya turun. Pada gas tidak dikenal muai panjang dan muai luas, yang ada hanyalah
muai volume gas. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien
muai volume semua gas sama yaitu : 0,00367 /K.
Apabila suhu gas dinaikkan maka volume dan tekanan gas akan berubah.
Besaran koefisien gas tersebut sebesar 1/273 /C0 pada pemuaian
volume gas untuk tekanan tetap, berlaku rumus sebagai berikut
V2
= V1{1 + 1/273 (T2 – T1)
Keterangan
V1 =volume gas sebelum di panaskan (m3 atau cm3)
V2=volume gas setelah di panaskan (m3
atau cm3)
T1=suhu gas sebelum dipanaskan
T2=suhu gas sesudah dipanaskan
Contoh Soal :
Volume sebuah gas pada suhu 00C dan tekanan tetap adalah
200 cm3. Berapa volumenya jika suhunya menjadi 8190C ?
Diketahui :
V1 = 200 Cm3
V2 = 00C
T2 = 819 0C
ɣ = 1/273/C0
Ditanyakan : V2 =...?
Jawab :
V2 = V1 {1
+ɣ(T2 – T1 ) }
= 200 (1 + 1/273 . 819 )
= 200 (1 + 3) = 800 cm3
Kita
dapat membuktikan adanya pemuaian gas dengan membuat dilatometer.
Penerapan
Sifat Pemuaian Zat
Zat-zat
tertentu mempunyai koefisien muai yang besar, akibatnya, benda yang terbuat
dari zat tersebut akan bertambah ukurannya secara mencolok saat udara panas
atau suhu benda tinggi, sebaliknya benda tersebut akan menyusut jika udara
dingin. Efek pemuaian zat harus diperhitungkan pada konstruksi jembatan,
bangunan, atau peralatan rumahtangga lainnya. Berikut ini adalah beberapa
manfaat pemuaian.
Pengelingan
Pengelingan
adalah penyambungan dua plat logam dengan menggunakan paku keling. Kedua plat
yang akan disambung. Paku keling yang sudah dipanaskan hingga membara kemudian
digunakan untuk menyambung, setelah itu dipukul hingga rata. Pada saat
dingin kembali, paku menyusut dan kedua plat dapat tersambung erat.
Keping
Bimetal
Bimetal
artinya dua buah logam. Keping bimetal adalah dua keping logam yang memiliki
koefisien muai panjang berbeda (biasanya kuningan dan besi) yang dikeling
menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada suhu
normal panjang kedua logam sama, jika suhunya naik, kedua logam memuai dengan
pertambahan panjang yang berbeda, akibatnya keping bimetal membengkok ke arah
logam yang mempunyai koefisien terkecil. Pembengkokan bimetal dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya saklar alarm bimetal, atau
termometer bimetal.
Pada
gedung-gedung keping bimetal digunakan sebagai saklar alarm kebakaran. Jika
terjadi kebakaran, suhu ruangan akan naik, keping bimetal akan melengkung dan
menghubungkan rangkaian listrik sehingga alarm kebakaran berbunyi.
Pemasangan
Jaringan Listrik atau Telepon
Kabel
listrik atau telepon harus dipasang kendur dari satu tiang ke tiang yang lain.
Jika suhu turun pada malam hari atau saat hari dingin, kawat akan menyusut
sehingga panjangnya akan berkurang. Jika tidak dipasang kendur, penyusutan
panjang dapat menyebabkan kabel putus.
Kontruksi
Jembatan
Jembatan
seringkali dibuat dari kerangka besi. Rangka jembatan yang terbuat dari besi
akan memuai jika suhunya naik, antara ujung rangka jembatan dengan tiang beton
diberi celah pemuaian. Selain itu ujung tersebut diletakkan di atas roda.
Ketika terjadi pemuaian, rangka bertambah panjang. Keberadaan roda dan celah
memudahkan gerak memanjang dan memendeknya rangka, sehingga terhindar dari
pembengkokan.
Sambungan
Rel Kereta Api
Pemasangan
rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan batang rel
yang lain. Jika pada siang hari dan suhu meningkat, batang rel akan memuai
sehingga terjadi pertambahan panjang, dengan adanya celah tidak terjadi
tabrakan antara dua batang rel yang berdekatan yang dapat menyebabkan rel
kereta menjadi bengkok.
*mungkin anda pernah lihat sebelumnya yang seperti ini, tetapi ini dilengkapi dengan rumus-rumusnya